Selasa, 11 Oktober 2011

Analisis Lingkungan Strategis Dalam Fungsi Manajemen Pendidikan


Makalah ditulis oleh : Eko Jaya 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang Masalah

 Pendidikan oleh UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai implikasinya pendidikan juga memiliki fungsi untuk menjadikan manusia sebagai mahluk yang beradab dan memiliki kemampuan dalam menghadapi seleksi alam dalam perjalananan hidup.  Usaha sadar seperti yang dimaksud dalam undang-undang tersebut diimplementasikan dengan membentuk lembaga pendidikan formal dan lembaga pendidikan non formal.
Pendidikan sebagai sebuah lembaga atau organisasi akan dikelola oleh orang-orang dan sumber daya yang beragam dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.  Pengelolaan yang dilakukan ini memerlukan manajemen dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan. Manajemen  pendidikan  adalah  proses perencanaan,  pengorganisasian,   pemimpinan,   dan   pengendalian   sumber  daya kependidikan    untuk   mencapai     tujuan pendidikan.
Manajemen  Pendidikan  adalah  bidang kajian    yang    mempelajari     bagaimana upaya    untuk    mencapai      produktivitas  pendidikan, dengan  memobilisasi  sumberdaya  yang  tersedia   melalui   penciptaan suasana    kerja    yang     kondusif      dan bermartabat. 
Pengertian tersebut menunjukan bahwa diperlukan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan pendidikan. Empat fungsi tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan.  Keempat fungsi ini dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, tanpa mengenyampingkan faktor lingkungan sebagai penentu keberhasilan pencapaian hasil.
Lingkungan organisasi pada dekade terakhir ini dihadapkan pada berbagai perubahan, gejolak dan kemajuan yang sering kali sulit diprediksi baik karena pergolakan maupun karena ketidakpastian yang dialami, untuk itu diperlukan antisipasi dini terhadap perubahan lingkungan. Menghadapi perubahan dan ketidakpastian lingkungan ini organisasi mau tidak mau (inevitable) harus melakukan tiga hal sebagai   berikut :
1    1. Berfikir strategis yang tidak pernah dilakukan sebelumnya
2  2. Menerjemahkan input-nya untuk strategi yang efektif guna menanggulangi lingkungannya yang  telah berubah.
3  3. Mengembangkan alasan yang diperlukan untuk meletakan landasan bagi pemakaian dan pelaksanaan strateginya.
Organisasi pendidikan juga harus memperhatikan lingkungannya baik internal maupun internal sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuannya dengan cara menganalisa lingkungan strategisnya (strategic analysis). Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui pengaruh-pengaruh kunci serta pemilihan strategi yang sesuai dengan ketidakpastian, perubahan, dan tantangan yang berasal dari lingkungan.

1.2. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalahnya sebagai berikut:
1.      Pengertian analisa lingkungan
2.      Pengertian strategis
3.      Pengertian analisa lingkungan strategis
4.      Tujuan analisa lingkungan strategis
5.      Pengertian manajemen
6.      Pengertian manajemen pendidikan
7.      Fungsi manajemen

1.3.  Tujuan Penulisan Makalah

Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui arti dari analisa lingkungan
2.      Mengetahui arti dari strategis
3.      Mengetahui arti dari analisa lingkungan strategis
4.      Mengetahui tujuan dari analisa lingkungan strategis
5.      Mengetahui arti dari manajemen pendidikan
6.      Mengetahui fungsi dari manajemen
7.      Menganalisa lingkungan strategis dalam fungsi manajemen pendidikan

1.4.  Sistematika Penulisan

Makalah ini ditulis dengan menggunakan sistematika penulisan meliputi bab 1 pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan makalah, tujuan penulisan makalah dan sistematika penulisan. Bab 2 berupa landasan teoritis, Bab 3 memuat pembahasan masalah dan Bab 4 kesimpulan dan saran.



BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1.  Manajemen

Keberhasilan pendidikan sebagai sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya tentu saja tidak terlepas bagaimana cara sumber daya manusia dan sumber daya yang lain dikelola dengan manajemen yang efektif dan efisien.  Manajemen berasal dari kata “manus” yang berarti “tangan”, berarti menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada. Pada dasarnya manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Stoner dan Freeman (1992) mendefiniskan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas, sementara Robbins dan Coultar (1996:6) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Sedikit berbeda, American Society of Mechanical Engineers mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu dan seni mengorganisasi dan memimpin usaha manusia, menerapkan pengawasan dan pengendalian tenaga serta memanfaatkan bahan alam bagi kebutuhan manusia.
Ricky W. Griffin dalam bukunya Manajemen menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.  Manajemen juga definisikan oleh Richard L. Daft (2003;5) dengan “... is the attainment of organization in an effective and efficient manner trough planning, organizing, leading, and controlling organizational resources” yang mengandung pengertian sebagai  berikut : Manajemen adalah pencapaian  tujuan-tujuan organisasi dengan cara-cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian/pengawasan sumber daya organisasi. Senada dengan itu, Engkoswara dan Ann Komariah (2010:87) juga mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang kontinyu yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang  lain dalam mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.
Definisi manajemen tersebut pada intinya merumuskan bahwa manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2.2. Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk dituntut agar tumbuh dan berkembang. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Prayitno (2008) mengatakan bahwa pendidikan merupakan pelayanan pemuliaan kemanusiaan manusia melalui pengembangan pancadaya (kegiatan belajar dan proses pembelajaran) yang berorientasi hakikat manusia dalam bingkai dimensi kemanusiaan. Selain itu pendidikan diartikan sebagai usaha yang diciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk mendidik, melatih dan membimbing seseorang agar dapat mengembangkan kemampuan individu dan sosial.
Seorang pakar pendidikan muslim dari dunia arab Muhammad Athiyah al-Ibrasyi pernah mengatakan bahwa “ pendidikan adalah mempersiapkan anak didik agar hidup sempurna dan bahagia, cinta tanah air, kuat badannya, sempurna akhlaknya, logis cara berfikirnya, tajam perasaannya, pandai bekerja, suka menolong, halus tutur katanya, dan terpuji amal perbuatannya. Jika bisa hendaknya pendidikan dan pengajaran yang ada, kita arahkan ke tujuan yang berorientasi kepada pendidikan nasional, jasmani, akhlak, akal, perasaan, sosial, kesenian/keindahan, dan bahasa sehingga menjadi manusia paripurna, ini yang kita harapkan.
Definisi-definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli semuanya memiliki obyek pendidikan yang sama yaitu manusia, yang dilaksanakan secara sengaja dengan penuh tanggungjawab serta memiliki tujuan yang jelas, hal ini senada dengan pernyataan Adi Sasono dan kawan-kawan yang mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha secara disengaja untuk mempersiapkan anak didik dengan menumbuhkan kekuatan kepribadiannya baik jasmani maupun rohani dengan menggunakan alat-alat pendidikan yang baik agar kelak menjadi manusia dewasa yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat serta dapat hidup bahagia.

2.3.  Manajemen Pendidikan

Tony Bush (2003) mengatakan bahwa manajemen pendidikan adalah bidang studi dan praktek terkait dengan operasi organisasi pendidikan, sementara H.A.R Tilaar (2006) mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai suatu kegiatan yang mengimplikasikan adanya perencanaan atau rencana pendidikan serta kegiatan implementasinya. Sedangkan menurut Hasbullah (2006) manajemen pendidikan merupakan suatu proses  yang merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.
Veithzal Rivai dan Silviana Murni (2008) juga pernah mendefinisikan manajemen pendidikan yang merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium dan lain-lain untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Senada dengan itu Engkoswara dan Ann Komariah (2010) menyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

2.4.  Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.  Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1.  Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.   Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.  Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Dalam perkembangannya banyak ahli yang kemudian merumuskan fungsi manajemen seperti terangkum berikut ini :


2.5.  Lingkungan

Salusu (1996:319) mengemukakan bahwa lingkungan adalah hal-hal yang mengelilingi dan mempengaruhi perkembangan organisasi sedangkan Wahyudi (1996:48) mengemukakan bahwa lingkungan adalah salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan organisasi dalam persaingan.
Lingkungan organisasi terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi. Menurut Chuck Williams, 2001:51) lingkungan eksternal adalah semua kejadian diluar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan. Selain itu T. Hani Handoko, (1996:62) mengatakan bahwa lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur diluar perusahaan yang sebagian  besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer sementara James A.F. Stoner mendefinisikan lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi, yang relevan  pada kegiatan organisasi itu.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi :
1.    Lingkungan eksternal mikro : pelanggan, pesaing, pemasok, pemerintah, lembaga keuangan.
2.    Lingkungan eksternal makro : keadaan ekonomi, teknologi, politik hukum, sosial budaya.
Selanjutnya Chuck Williams menambahkan lingkungan eksternal menjadi lingkungan yang berubah yaitu angka kecepatan dari perubahan lingkungan umum dan khusus perusahaan baik perubahan yang stabil maupun perubahan yang dinamis.
Lingkungan internal adalah kejadian dan kecenderungan dalam suatuu organisasi yang mempengaruhi manajemen, karyawan dan budaya organisasi.

2.6.  Strategis

Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. 
Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai. Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus seperti yang dikemukakan dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting. Mereka mendefinisikan strategi sebagai berikut: “strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”
Sedangkan Miles dan Snow (1978) menggambarkan orientasi strategi sebagai suatu cara pengelompokkan pengambilan keputusan oleh sebuah tindakan manajerial atau proses manajerial (termasuk kapabilitas) dengan lingkungan Kemudian Ansoff (1965) mengatakan bahwa strategi itu adalah produk/lingkup pasar, keunggulan kompetitif, dan sinergi. Hofer dan Schendel (1978) menambahkan lagi unsur pertimbangan geografis, “strategi mencakup ruang lingkup, yang dapat diartikan dalam kesesuaian produk atau pasar sesuai dengan wilayah geografis.” Selain itu, disepakati juga pentingnya keunggulan kompetitif dan sinergi.



BAB 3

PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Analisa Lingkungan Strategis

Lingkungan strategis dianalisa untuk mengetahui pengaruh-pengaruh kunci serta pemilihan strategi apa yang sesuai dengan tantangan yang datangnya dari lingkungan. Dalam menerapkan teknik manajemen strategik secara baik dan berhasil, perlu dilakukan beberapa langkah pokok yang harus dilakukan, Bryson (1995:55-71) mengetengahkan delapan langkah pokok tersebut sebagai berikut :
1    1. Memprakarsai dan meminta persetujuan terhadap suatu proses manajemen atau perencanaan strategik.
2    2. Mengidentifikasi mandat institusi atau organisasi.
3    3. Memperjelas misi dan nilai-nilai institusi organisasi.
4    4. Menilai lingkungan eksternal yang menyangkut peluang maupun ancaman yang ada
5   5. Menilai lingkungan internal yang berhubungan dengan kekuatan yanng dimiliki institusi maupun kelemahan yang   ada.
6  6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi menyangkut tujuan, cara, falsafah, lokasi, keakuratan waktu dan kelompok-kelompok yang memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian jika strategi baru dijalankan.
7   7. Merumuskan strategi untuk mengolah atau menangani isu-isu yang ada
8   8. Menciptakan suatu visi institusi atau organisasi yang efektif bagi masa depan.

Dari delapan langkah pokok tersebut, terlihat bahwa lingkungan eksternal dan internal merupakan langkah penting dalam melaksanakan manajemen strategis, hal ini juga dapat diterapkan untuk organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan dapat menganalisa dan mengkaji lingkungan strategisnya yang terdiri dari lingkungan eksternal dan internal untuk mencapai tujuannya
Analisis lingkungan strategis adalah menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi dan misi organisasi untuk memperoleh faktor penentu keberhasilan.

3.2. Struktur Lingkungan

Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi
- Analisis Lingkungan Eksternal
- Analisis Lingkungan Internal

3.3.  Tujuan dan Peran Analisis Lingkungan

Untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan faktor-faktor yang berada di luar maupun di dalam organisasi yang dapat mempengaruhi kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa tujuan tersebut diantaranya :
1.   Untuk menyediakan kemampuan dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam lingkungan bagi manajemen perusahan.
2.  Untuk menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi dan kemudian mencoba memasukkannya kedalam pengambilan keputusan organisasi.
3.   Untuk mengenali masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan, dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan suatu rencana untuk menanganinya.
Secara khusus, peran atau fungsi analisis lingkungan bagi tiap perusahaan tentu saja berbeda-beda. Namun secara umum jika kita mengacu kepada pendapat Certo dan Peter, maka ada tiga peran utama yang bisa ditemui sehari-hari, yaitu :
a.    Policy-Oriented Role
Yaitu peran analisis yang berorientasi pada kebijakan manajemen tingkat atas dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.
b.    Integrated Strategic Planning Role
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.
c.    Function Oriented Role
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan infomasi lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu.

3.4.  Model Analisa Lingkungan Strategis

3.4.1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Analisa SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1998).
Analisa SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi organisasi pendidikan. Analisa ini membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis ini dapat diambil suatu keputusan strategi organisasi.
Tahapan dalam analisa SWOT berupa :
1.      Pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal
2.      Analisis yaitu pembuatan matriks internal dan eksternal dan matriks SWOT
3.      Pengambilan keputusan
Pengambilan data dapat dilakukan melalui wawancara ataupun analisis kuantitatif  dan cara-cara lain. Tahap berikutnya adalah membuat matriks SWOT hingga terbentuk empat alternatif kemungkinan strategi seperti terlihat dalam gambar berikut :
Gambar 1. Matriks SWOT

STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
OPPORTUNITIES (O)
Strategi SO
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Startegi WO
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
THREATS (T)
Strategi ST
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Setelah membuat matriks SWOT dan menentukan empat alternatif strategi, manajemen kemudian harus mengambil keputusan dengan merujuk pada strategi yang diperoleh dalam matriks SWOT.

3.4.2. Analisis TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, Strength, Threat)
Seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia dan pertumbuhan teknologi dari konvensional ke digital metode analisa SWOT Matrix mulai ditinggalkan. Sebab kekuatan (internal) belum tentu dapat memenuhi peluang pasar dengan baik dan mampu menghadapi tekanan atau tantangan. Saat ini berkembang analisa TOWS yang mengedepankan faktor eksternal dibandingkan faktor internal. Mereka terlebih dulu mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor-faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing    Sesudah mendapatkan informasi eksternal, barulah dilakukan beberapa penyesuaian sampai perbaikan potensi internal untuk menciptakan peluang menguntungkan.
Berdasarkan analisa TOWS Matrix tersebut kemudian dilakukan 4 langkah berikutnya, yaitu;
1.  Memaksimalkan potensi atau kekuatan
2.  Memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan
3.  Memaksimalkan peluang yang tersedia
4.  Mengantisipasi segala bentuk tantangan & menyediakan beberapa solusi

Harold Koontz dan Heinz Weihrich[11] menggambarkan matriks TOWS sebagai berikut :
Gambar 2. Matriks TOWS


 




Internal strengths (S)
Internal weaknesses (S)
External Opportunities (O)
SO strategy : Maxi-Maxi
Potentially the most succesful strategy, utilizing the organization’s strengths to take advantage of opportunities
WO strategy : Mini-Maxi
e.g., develpmental strategy to overcome weaknesses in order to take advantage of opportunities

External threats (T)
ST strategy : Maxi-Mini
e.g., use of strengths to cope with threats or to avoid threats
WT  strategy : Mini-Mini
e.g., rethrenchment, liquidation or joint venture to minimize both weaknesses and threats


Berdasarkan analisa TOWS Matrix itu juga dihasilkan 4 strategi pencapaian target, yaitu;
1.  SO (Aggressive Strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk mengambil kesempatan yang ada di luar.
2.  ST (Diversification strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk menghindari ancaman yang ada di luar.
3.  WO (Turn Around) – Menggunakan kesempatan eksternal yang ada untuk mengurangi kelemahan internal.
4.  WT (Defensive strategy) – Meminimalkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada.

Analisa TOWS Matrix lebih memastikan kita dapat memperhitungkan dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. Di saat bersamaan kita juga dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi internal. Dengan menganalisa eksternal tersebut (TOWS Matrix) kita juga mampu mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkan mengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru.



BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

P   1. Pendidikan sebagai organisasi dikelola oleh orang-orang dan sumber daya lain dalam manajemen sebagai upaya  mencapai tujuannya.
2    2. Manajemen  Pendidikan  adalah  bidang kajian    yang    mempelajari     bagaimana upaya    untuk    mencapai      produktivitas  pendidikan, dengan  memobilisasi  sumberdaya  yang  tersedia   melalui   penciptaan suasana    kerja    yang     kondusif      dan bermartabat. 
3   3. Manajemen pendidikan harus menganalisa lingkungan strategisnya baik faktor lingkungan eksternal maupun internal dalam upaya pencapaian tujuan.
4    4. Analisa strategis dapat dilakukan dengan model analisa SWOT, TOWS ataupun Ballance Scored Card.
5   5. Model analisa SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats)
6    6. Model Analisa TOWS adalah pengembangan dari model SWOT analisa dengan mengedepankan faktor eksternal dibandingkan faktor internal.
                                                                          

4.2. Saran

1.   Pendidikan harus dikelola dengan manajemen yang baik
2.   Manajemen pendidikan harus menganalisa lingkungan strategisnya dalam upaya mencapai tujuan
3.   Manajemen pendidikan dapat menggunakan model analisa lingkungan strategis TOWS matrix sebagai alternatif analisa lingkungannya.

Daftar Pustaka

1.   al-Ibrasyi, M. A. Ruh at-Tarbiyah wa Talim. Daru Ihya al-Kutub al-Arabiyah.
2.  Depdikbud. (1992).
3.   Griffin, R. W. (2004). Manajemen. Erlangga Jakarta.
4.   Handoko, T. H. (1999). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
5.  Haroold Koontz, H. W. (2008). Essentials of Management seventh edition. Tata McGraw-Hill.
6.   Manurung, D. L. (2010). Strategi dan Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha. PT Elex Media Komputindo.
7.  Prof. Dr. Ir Marimi, M. (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo.
8.·  Salusu, J. (2004). Pengambilan Keputusan Stratejik: untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit.  Grasindo, Jakarta.
9.    Stoner, J. A. (1996). Manajemen (terjemahan). Jakarta: Erlangga
10. Tangkilisan, H. N. (2005). Manajemen Publik. PT Grasindo, Jakarta.
11. Umar, H. (2001). Strategic Management in Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
12. UU Sisdiknas No. 20. (2003).
13. Williams, C. (2001). Manajemen (terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.